bismi allahumma innaka ja'alta aqdan nikahi mitsaqan ghalidzhan wa baarik nikaahan lana, wa baarik lana. ya Allah engkau telah menjadikan perniakahn sbg ikatan suci yg kukuh, maka berkatilah kami dgn dgn perniakahn dan berkati perniakahn itu melalui kami. allhuma ijma' maa tasyatta min quluubil mutazaqqijiin. Ayya Allah himpulah apa yg terserak dari kalbu para pasangan satukan hati dan langkah mrk, satukan tujuan dan harapan mrk. ya Alalh, lindungilah kami semua dari setan dan jin yg berusaha memishakn yg engkau telah himpunkan yg berusaha meniup di buhul2 utk memisahkan kekasih dgn kekasihnya. suami dgn istrinya.
xxx
Tujuan dari pernikahan adl menciptakan
sakinah.Sakinah tercipta melalui pemanfaatan potensi2 yg dianugerahkan Allah
kpd suami, istri dan juga dgn peranan slrh anggota keluarga. PERnikahan dinamai
oleh Al-Qur`an "nikah dan zawaj.
Ini harus dipahami benar, krn pemilihan kata2 itu adl pilihan yg
dilakukan Allah dan tdk sah perkawinan kecuali dgn menggunakan salah satu dari
kata tsb. Nikah artinya menyatu, zawaj artinya keberpasangan. Suami dan istri
harus menyatu, tp pada saat yg sama, mrk harus sadar, mrk adl dua sosok, tetapi
berpasangan. Cinta bukan pemaksaan kehendak, ttp dialog antara dua aku.
seseorang yg mencntai seseorang harus mengakui bhw siapa yg dicintainya
mempunyai kepribadiannya shg kepribadianny tdk boleh dilebur. Cinta adl dialog
antara dua aku, perkawinan adl dialog dan masing2 hendaknya mengakui
kepribadian dan eksistensi dari pasangannya. Bukan cinta, siapa yg mencintai
dirinya, bukan juga cinta, siapa yg memaksakan kehendaknya. cinta harus
diperjuangkan, dan memperjuangkannya melalui potensi yg dianugerahkan Allah kpd
manusia, yaitu potensi mawaddah. sedang rahmah adl suatu perasaan, suatu
kondisi kejiwaan yg mengantar seseorang merasa perih melihat ketidakberdayaan
pihak lain. seorang suami harus memiliki rahmat, melihat ketidakberdayaan istrinya
dan merasa pedih dgn ketidakberdayaan itu, demikian juga istri, harus memiliki
rahmat shg berusaha utk mengurangi kepedihan yg dilihatnya pada pasangannya.
itu yg dinamai mawaddah dan ramhh.dan itu perlu diperjuangkan oleh masing2
pasangan. suami dan istri.
bpk2, kita tadi berkata bahwa nikah adl penyatuan
dan zawaj adl keberpasangan. memang, suami dan istri harus memiliki kesamaan2
dan harus jg memiliki perbedaan. paling tidak persamaanny ada 4 dan perbedaanny
ada satu. Mereka sama2 hidup, sama2 dewasa, sama2 cinta, dan sama2
bertanggungjawab, bedanya adl satu lelaki dan satu perempuan. Sama2 hidup,
hidup adl rasa tahu dan gerak. sama2 hidup harus sama2 merasa, sama2 gerak, dan
sama2 tahu. jgn menyembunyikan sstu pada pasangan anda, jgn bergerak bbda dgn
pasangan anda, dan hendaknya sll merasa perasaan yg sama. bedanya, satu lelaki
dan satu perempuan, ada perbedaan antara sifat2 lelaki dan sifat2 prmpuan. jgn
sampai lelaki jadi perempuan dan pr jadi lelaki. ada sifat2 terpuji dari laki2
dan ada sifat2 terpuji dari prm. sifat2 terpuji dari laki2 adl berani,
murahtangan, dan rendah hati, sedang sifat prm ad hatiyg tinggi sehingga tdk
mudah utk diganggu, jinakny bagaikn jinak merpati, tangany tertutup, tanganny
sellau tertutp dlm arti tdk boros sehingga sll memilhara penghasiln suaminy,
kemudian tidk berani bertindak kecl stlh berkonsultasi dgn pasanganny. itu
perbedaan2 yg harus dipelajari dan harus
dicamkan agar langkah terus sama kedepan, perasaan selalu seia dan sekata
ketika itu perkawinan akan langgeng mencapai ridha ilahi.
allahumma nawwir qulubana wasyrah sudurana waanzil
sakinatah. Ya Allah, sinarilah hati kami, lapangkanlah dada kami, dan
anugerahilah kami sakinah, ketenangan kehidupan rumah kami. allahumma janibna
ssyakka wa su adzdann wal gihrah, ya Allah, hindarkanlah kami dari keraguan,
hindarkanlah kami dari sangka buruk serta cemburu yg berlebihan. allahumma3x
rabbana hablana min azwajina shallahu ala sayyidina muhammad walhamdulillah
lillah
================
Kita semua mendambakan keluarga sakinah, keluarga
yg tenang, bahagia, harmonis.ttp kita harus menyadari bahwa keluarga sakinah
tdk mungkin tercapai tanpa peranan dari seluruh anggota keluarga. suatu
keluarga biasnya terdiri dari bapak ibu dan anak. suami, istri dan anak. masing2 mempunyai
peranan yg sangat besar utk terciptanya keluarga sakinah. yg pertama yg ingin
kita garibawahi bahwa nabi bersabda. apabila tiga orang diantara kamu dlm
perjalanan, hendaklah salah seorang yg menjadi pemimpin mereka. kalau dlm
perjalanan sj yg sifatnya sementara, dibutuhkan seoarng pmimpin, maka tentu dlm
kehidupn rumah tangga pun dibutuhkan pemimpin. Apakah anak yg menjadi pemimpin,
tentu tidak. apakah istri yg menjadi pemimpin, boleh jadi. tapi, alquran
menggarisbawahi bahwa yg menjadi pemimpin adl suami. tapi yg perlu
digarisbawahi bhw kpemimpinan wewenang, bukan ksewenangan, kepemimpiann tidka
menuntut, tp menuntun, kpimpinan bukan fasilitas, tp tanggunjawab. itu
sebabnya, para pakar berkata bahwa sebenarnya arti qawwamun yg biasa
diterjemahkan dgn pemimpin bukan dlm pengertian seperti apa yg kita duga. tapi
qawwamun adl melaksanakan tugas secr sempurna, dan sebaik2 suami adl pemimpin
yg melaksanakan tugas2nya dgn sebaik2nya. dan itu bukan berarti dia sekadar
memerintah, menyruh. tapi ada tanggunjawab yg harus dipikulnya sesuai dgn
tuntunan agama dan budaya. Suami punya kewajiban. Al-Qur`an melukiskan peranan
suami antara lain dengan ungkapan metafor, dinyataakannya, nisaaukum
hartsullakum, istri2 mu itu adl ladang bagi kamu. jika demikian, suami adl
petani. seorang petani harus mencintai tanah garapannya, seorang petani harus
menyingkirkan segala sesuatu g dapat menimbulkan tdk berfungsinya tanah dan
ladangnya. hama harus disingkirkan, tikus, dan segala macam yg merusak tanaman
harus dibentengi krn dia adl petani. selanjutnya, jika buah berhasil, buahpun
harus diperhatikan jangan sampai buah itu rusak. anak yg diperoleh harus
diperhatikan sbgm petani memperhatikan buahnya.
saudara, petani juga harus pandai2 memilih masa2 menanam
krn kalau tdak tanah garapanny tdk akan bermanfaat, ssu dgn apa yg
diharapkannya. dari sini, peranan suami ditintut dan krn itu pula kewajiban
suami memberikan kbutuhan pokok keluarganya. kebutuhan dlm kebutuhan fisik dan
rohani. kbuthan rohani adl menciptakan rasa aman dl keluarga. rasa aman lebih
penting dari kesehatan. krn seorang yg sakit akan tidur nenyyak, sedangkan
seoarnag yg sehat kaya tp tdk merasa aman maka dia tdk akan tidur nynyek.
suami berkwwajiban menciptakan rasa aman
bagi keluarganya.
allahumma waffiqiqna biqiyami bihuquqi ahyina wari'ayatihim ya
Alah anugerahilah kami kemampuan utk melaksanakan kewajiban2 kami menyangkut
kelaurga kami. Allahumma janibna lharam aynama kaan wa wa mata kaan wa indama
kaan. Ya Allah, hindarkanlah kami dari yg haram. dimanapun, kapanpun, dan
siapapun jauhkanlah wajah2 orang yg melakukan yg haram dari wajah kami, dari
rumah kami dan keluarga kami. wa sh
-----
ktk adam dan istrinya berada di surga, Alah
menggtkan mrk berdua, laykrijannkuma minal jannati fatasyqa
Hai adam dan istrinya, jgn sampai setan merayu dan
mentepkan kamu hingga kamu keluar dari surga shg kamu susah dlm mencari rezki.
Ayat ini adl ayat yg menunjukkan bahw yg mberkewajibn mencari nafkah utk
keluarga adl suami, bukan istri. betepaun kayanya seoarng istri, dan
terbatasnya seoarng suami, namun kewajiban itu tetap dipikul oleh gsuami . istri tdk berkwwajiban sedikitpun
utk mengeluarkan hartanya. namun krn kehidupan rmh tangga, kehidupan kerja sama
maka tdk terlarang dlm agama seroagn istri bekerja demi membantu suami demi
memenuhi kebutuhan keluarga. pada zaman nabi, sekian banyak pr yg membantu
suaminya. contohnya, ummu qilah adl seoarng pedang pada masa nabi, bahkan
khadijah istri nabi adl seorang wanita yg berbisnis dan sukses dlm bisnisnya.
asma adl putri khalifah abu bakar juga seoarang pekerja membantu suaminya,
namun kita harus ingat, ada tugas2 yg hars dipiukul oleh seoarng ayah dan
seoarng ibu. kita memang tdak boleh berkata bahwa soerang istri harus tinggal
di rumah al-quran pun memberi isyarakt bahwa mrk boleh keluar rumah wa qARNA
jadikanlah perhatian utamamu adl rmh tangga, jgn keluar berdanan dan berhias
utk mempertontonkan diri. itu adl cara2 jahiliah masa lalu. demikian alquran.
krn itu kita tdk bisa mlrng utk keluar rumahnya walaupun di itu adl permpuna.
selama dia dapat memlihara diri dan memlihara orang lain dari tingkah lakunya.
bahkan alquran mengisyaratkan seoarng pr
yg melakn pelanggaran itulah yg harus dihukum keluar rumah. jadi, yg melarng
prm keluar rumah mengganp dia tlh melakukn dosa. demikian isyarat yg ditemukn
dlm surat an nisa.ttp seoarn gistri harus dpt mempertimbangkan kapan dia
bekerja dan kapan dia di rumah yg pertama adl sikap suaminya.
Belajar
Hidup dalam realita. Jika kenyataan yang terjadi bukan yang diharapkan, maka
dambakanlah kenyataan itu dan serahkan diri sepenuhnya kepada Allah swt. Yakini
bahwa betapapun tingginya pucuk cita, suratan takdir tak mungkin terlampaui.
"Mencintai
yg dinikahi itu lebih baik daripada Menikahi yg dicintai"
Berpikirlah
scr matang. Tempatkn sst pd tmpatnya. Kebersamaan dianjurkn dlm stiap kegiatan,
krn dgn kbrsamaan hasil akn mnjd banyak. Tanpa kerjasama, kita tdk akan mncapai
sukses yh dihrpkan. Ihsan adl: memberi lbh bnyak dari yg mestiny kita beri, dan
menerima lbh sdkit dr yg mestiny kita trima. Tidak sempit lubang jarum bg org
yg bersahabat, dan tdk luas dunia bg org yg berseteru. Sahabt adl org yg palig
sdikt Basabasinya, dia yg mluruskan kekliruan kita, yg brgmbira kala kt
gembira dan bersedih ktk kt brsedih. Shbt adalh sosok lain, pdhl sosok itu adlh
diri kt sendiri, yg tdk meremhkn hak kita. Alakhillau yaumaizin ba'dhuhm liba'd
aduw, illalmuttaqin
Musyawrh
bukan brarti mncari jln tengah, ttp mencari yg trbaik: siapapun yg menemukanny.
Syarat suksesny musyw: harus ada kesdiaan dr ke2belahpihak utk mundur
selangkah; dan tdk akan sukss jk ada persaan ingn menang sndiri. Jgn pernah
brfikr dgn kt sy, tp dgn kata kita: sdh mnjd suatu ksatuan, shg kekitaan yg hrs
dtonjlkan, jika msh mnnonjlkn keakuan. Jk tdk menyukai sst, bisa jadi dbalik
itu akan mjd kebaikn yg bnyk
بسم الله الرحمن الرحيم
إن الحمد لله , نحمده ونستعينه , ونستغفره
, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا , ومن سيئات أعمالنا , من يهده الله فلا مضل له , ومن
يضلل فلا هادي له , وأشهد أن لاإله إلا الله وحده لاشريك له , وأشهد أن محمدا عبده
ورسوله صلى الله عليه وسلم .
{ يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته
ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون }
{ يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من
نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تسألون به
والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا }
{ يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا
قولا سديدا , يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم , ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا
عظيما }
Anak-anakku..,
Hari ini akan menjadi satu di antara hari-hari yang
paling bersejarah di dalam kehidupan kalian berdua. Sebentar lagi kalian akan
menjadi sepasang suami-isteri, yang darinya kelak akan lahir anak-anak yang
sholeh dan sholehah, dan kalian akan menjadi seorang bapak dan seorang ibu,
untuk kemudian menjadi seorang kakek dan seorang nenek, ……insya الله.
Rentang perjalanan hidup manusia yang begitu
panjang … sesungguhnya singkat saja. Begitu pula…liku-liku dan pernik-pernik
kerumitan hidup sesungguhnya jugalah sederhana. Kita semua.. diciptakan ALLAH
Subhaanahu wa ta’alaa tidak lain untuk beribadah kepada NYA. Maka, jika kita
semua berharap kelak dapat berjumpa dengan ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa …dalam
keadaan IA ridlo kepada kita, hendaklah kita jadikan segala tindakan kita
semata-mata di dalam rangka mencari keridlo’an-NYA dan menyelaraskan diri
kepada Sunnah Nabi-NYA Yang Mulia -Shallallahu alaihi wa sallam-
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ
فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا.
(Maka barangsiapa merindukan akan perjumpaannya
dengan robb-nya, hendaknya ia beramal dengan amalan yang sholeh, serta tidak
menyekutukan dengan sesuatu apapun di dalam peribadatan kepada robb-nya.)
Begitu pula pernikahan ini, ijab-qabulnya, adanya
wali dan dua orang saksi, termasuk hadirnya kita semua memenuhi undangan
ini…adalah ibadah, yang tidak luput dari keharusan untuk sesuai dengan syari’at
ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa.
Oleh karena itu…, kepada calon suami anakku…
Saya ingatkan, bahwa wanita itu dinikahi karena
empat alasan, sebagaimana sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam:
عن أبي هريره رضي الله عنه، عن النبي صلى
الله عليه وسلم قال:
تنكح المرأة لأربع: لمالها ولحسبها وجمالها
ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداك
“Wanita dinikahi karena
empat alasan. Hartanya, keturunannya, kecantikannya,atau agamanya. Pilihlah
karena agamanya, niscaya selamatlah engkau.” (HR:Muslim)
Maka ambilah nanti putriku sebagai isteri sekaligus
sebagai amanah yang kelak kamu dituntut bertanggung jawab atasnya. Dengannya
dan bersamanya lah kamu beribadah kepada ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa, di dalam
suka…di dalam duka. Gaulilah ia secara baik, sesuai dengan yang diharuskan
menurut syari’at ALLAH. Terimalah ia sepenuh hati, kelebihan dan kekurangannya,
karena ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah memerintahkan demikian:
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ
كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا
كَثِيرًا
(Dan gaulilah isteri-isterimu dengan cara yang
ma’ruf. Maka seandainya kalian membenci mereka, karena boleh jadi ada sesuatu
yang kalian tidak sukai dari mereka, sedangkan ALLAH menjadikan padanya banyak
kebaikan.) (An-Nisaa’:19)
Dan ingatlah pula wasiat Nabi -Shallallahu alaihi
wa sallam-:
إستوصوا بالنساء خيرا فإنهن عوان عندكم
(Pergaulilah isteri-isteri dengan baik. Karena
sesungguhnya mereka itu mitra hidup kalian)
Dan perlakuanmu terhadap isterimu ini menjadi
cermin kadar keimananmu, sebagaimana Sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-;
أكمل المؤمن إيمانا أحسنهم خلقا و خياركم
خياركم لنساءهم (الترمذي عن ابي هريرة)
(Mu’min yang paling sempurna imannya adalah yang
paling baik akhlaqnya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap
isterinya)
Dan kamu sebagai laki-laki adalah pemimpin di dalam
rumah tangga.
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ
بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
(Lelaki itu pemimpin bagi wanita disebabkan ALLAH
telah melebihkan yang satu dari yang lainnya dan disebabkan para lelaki yang
memberi nafkah dengan hartanya.) (An-Nisaa’: 34)
Maka agar kamu dapat memimpin rumah tanggamu,
penuhilah syarat-syaratnya, berupa kemampuan untuk menafkahi, mengajari, dan
mengayomi. Raihlah kewibawaan agar isterimu patuh di bawah pimpinanmu. Jadilah
suami yang bertanggungjawab, arif dan lemah lembut , sehingga isterimu merasa
hangat dan tentram di sisimu. Berusahalah sekuat tenaga menjadi teladan yang
baik baginya, sehingga ia bangga bersuamikan kamu. Ya, inilah sa’atnya untuk
membuktikan bahwa kamu laki-laki sejati, laki-laki yang bukan hanya lahirnya.
Kepada putriku…
Saya ingatkan kepadamu akan sabda Nabi -Shallallahu
alaihi wa sallam- :
عن أبي هريرة؛ قال:- قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم:
إذا أتاكم من ترضون خلقه ودينه فزوجوه.
إلا تفعلوا تكن فتنة في الأرض وفساد عريض
“Jika datang kepadamu
(-wahai para orang tua anak gadis-) seorang pemuda yang kau sukai akhlaq dan
agamanya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah dan menyebarnya
kerusakan di muka bumi.” (HR: Ibnu Majah)
Dan semoga -tentunya- calon suamimu datang dan
diterima karena agama dan akhlaqnya, bukan karena yang lain. Maka hendaknya kau
luruskan pula niatmu. Sambutlah dia sebagai suami sekaligus pemimpinmu. Jadikanlah
perkawinanmu ini sebagai wasilah ibadahmu kepada ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa.
Camkanlah sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:
لو كنت أمرا أحد ان يسجد لأحد لأمرت المرءة
ان تسجد لزوجها (الترم1ي عن ابي هريرة)
(Seandainya aku boleh memerintahkan manusia untuk
sujud kepada sesamanya, sungguh sudah aku perintahkan sang isteri sujud kepada
suaminya.)
Karenanya sekali lagi saya nasihatkan , wahai
putriku…
Terima dan sambutlah suamimu ini dengan sepenuh
cinta dan ketaatan.
Layani ia dengan kehangatanmu…
Manjakan ia dengan kelincahan dan kecerdasanmu…
Bantulah ia dengan kesabaran dan doamu…
Hiburlah ia dengan nasihat-nasihatmu…
Bangkitkan ia dengan keceriaan dan kelembutanmu…
Tutuplah kekurangannya dengan mulianya akhlaqmu…
Manakala telah kamu lakukan itu semua, tak ada
gelar yang lebih tepat disandangkan padamu selain Al Mar’atush-Shalihah, yaitu
sebaik-baik perhiasan dunia. Sebagaimana Sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa
sallam-:
الدنيا متاع وخير متاع الدنيا المرأة الصالحة
( مسلم)
(Dunia tak lain adalah perhiasan. Dan sebaik-baik
perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah.)
Inilah satu kebahagiaan hakiki -bukan khayali- yang
diidam-idamkan oleh setiap wanita beriman. Maka bersyukurlah, sekali lagi
bersyukurlah kamu untuk semua itu, karena tidak semua wanita memperoleh
kesempatan sedemikian berharga. Kesempatan menjadi seorang isteri, menjadi
seorang ibu. Terlebih lagi, adanya kesempatan, diundang masuk ke dalam surga
dari pintu mana saja yang kamu kehendaki. Yang demikian ini mungkin bagimu
selagi kamu melaksanakan sholat wajib lima waktu -cukup yang lima waktu-, puasa
-juga cukup yang wajib- di bulan Ramadhan, menjaga kemaluan -termasuk menutup
aurat- , dan ta’at kepada suami. Cukup, cukup itu. Sebagaimana sabda Nabi
-Shallallahu alaihi wa sallam-:
إذا صلت المرأة خمسها وصامت شهرها وحفظت
فرجها وأطاعت زوجها
قيل لها: ادخلي الجنة من أي أبواب الجنة
شئت (أحمد عن عبدالرحمن بن عوف)
(Jika seorang isteri telah sholat yang lima, puasa
di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan ta’at kepada suaminya. Dikatakan
kapadanya: Silahkan masuk ke dalam Surga dari pintu mana saja yang engkau mau.)
Anak-anakku…,
Melalui rangkaian ayat-ayat suci Al Qur’an dan
Hadits-Hadits Nabi Yang Mulia, kami semua yang hadir di sini mengantarkan
kalian berdua memasuki gerbang kehidupan yang baru, bersiap-siap meninggalkan
ruang tunggu, dan mengakhiri masa penantian kalian yang lama. Kami semua hanya
dapat mengantar kalian hingga di dermaga. Untuk selanjutnya, bahtera
rumah-tangga kalian akan mengarungi samudra kehidupan, yang tentunya tak sepi
dari ombak, bahkan mungkin badai.
Karena itu, jangan tinggalkan jalan ketaqwaan.
Karena hanya dengan ketaqwaan saja ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa akan mudahkan
segala urusan kalian, mengeluarkan kalian dari kesulitan-kesulitan, bahkan
mengaruniai kalian rizki.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
* وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ
أَمْرِهِ يُسْرًا
(Dan barang siapa yang bertaqwa kepada ALLAH,
niscaya ALLAH akan berikan bagi nya jalan keluar dan mengaruniai rizki dari
sisi yang tak terduga.)
(Dan barang siapa yang bertaqwa kepada ALLAH,
niscaya ALLAH akan mudahkan urusannya.)
Bersyukurlah kalian berdua akan ni’mat ini semua.
ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah mengarunia kalian separuh dari agama ini,
ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah mengarunia kalian kesempatan untuk
menjalankan syari’at-NYA yang mulia, ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa juga telah
mengaruniai kalian kesempatan untuk mencintai dan dicintai dengan jalan yang
suci dan terhormat.
Ketahuilah, bahwa pernikahan ini menyebabkan kalian
harus lebih berbagi. Orang tua kalian bertambah, saudara kalian bertambah,
bahkan sahabat-sahabat kalian pun bertambah, yang kesemua itu tentu
memperpanjang tali silaturahmi, memperlebar tempat berpijak, memperluas
pandangan, dan memperjauh daya pendengaran. Bukan saja semakin banyak yang
perlu kalian atur dan perhatikan, sebaliknya semakin banyak pula yang akan ikut
mengatur dan memperhatikan kalian. Maka, barang siapa yang tidak kokoh sebagai
pribadi dia akan semakin gamang menghadapi kehidupannya yang baru.
Ketahuilah, bahwa anak-anak yang sholeh dan
sholehah yang kalian idam-idamkan itu sulit lahir dan tumbuh kecuali di dalam
rumah tangga yang sakinah penuh cinta dan kasih sayang. Dan tentunya tak akan
tercipta rumah-tangga yang sakinah, kecuali dibangun oleh suami yang sholeh dan
isteri yang sholehah.
Akan tetapi, wahai anak-anakku, jangan takut
menatap masa depan dan memikul tanggung jawab ini semua. Jangan bersedih dan
berkecil hati jika kalian menganggap bekal yang kalian miliki sekarang ini
masih sangat kurang. ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa berfirman:
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ
الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
(Artinya: “Dan janganlah berkecil hati juga jangan
bersedih. Padahal kalian adalah orang-orang yang mulia seandainya
sungguh-sungguh beriman.”) (Ali Imran: 139)
Ya, selama masih ada iman di dalam dada segalanya
akan menjadi mudah bagi kalian. Bukankah dengan pernikahan ini kalian bisa
saling tolong-menolong di dalam kebajikan dan taqwa. Bukankah dengan pernikahan
ini kalian bisa saling menutupi kelemahan dan kekurangan masing-masing.
Bersungguh-sungguhlah untuk itu, untuk meraih segala kebaikan yang ALLAH
Subhaanahu wa ta’alaa sediakan melalui pernikahan ini. Jangan lupa untuk
senantiasa memohon pertolongan kepada ALLAH. kemudian jangan merasa tak mampu
atau pesimis. Jangan, jangan kalian awali kehidupan rumah tangga ini dengan
perasaan lemah !
احرص على ما ينفعك. واستعن بالله ولا تعجز
(Bersungguh-sungguhlah kepada yang bermanfa’at
bagimu, mohonlah pertolongan kepada ALLAH, dan jangan merasa lemah!) (HR: Ibnu
Majah)
Terakhir, ingatlah bahwa nikah merupakan Sunnah
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, sebagaimana sabdanya:
النكاح من سنتي فمن رغب عن سنتي فليس مني
(Nikah itu merupakan bagian dari Sunnahku. Maka
barang siapa berpaling dari Sunnahku, ia bukanlah bagian dari umatku.)
Maka janganlah justru melalui pernikahan ini atau
setelah aqad ini kalian justru meninggalkan Sunnah untuk kemudian bergelimang
di dalam berbagai bid’ah dan kema’shiyatan.
Kepada besanku…
Terimalah masing-masing mereka sebagai tambahan
anak bagi kita. Ma’lumilah kekurangan-kekurangannya, karena mereka memang masih
muda. Bimbinglah mereka, karena inilah saatnya mereka memasuki kehidupan yang
sesungguhnya.
Wajar, sebagaimana seorang anak bayi yang sedang
belajar berdiri dan berjalan, tentu pernah mengalami jatuh untuk kemudian
bangkit dan mencoba kembali. Maka bantulah mereka sampai benar-benar kokoh
untuk berdiri dan berjalan sendiri.
Bantu dan bimbing mereka, tetapi jangan mengatur.
Biarkan.., Karena sepenuhnya diri mereka dan keturunan yang kelak lahir dari
perkawinan mereka adalah tanggung-jawab mereka sendiri di hadapan ALLAH
Subhaanahu wa ta’alaa. Hargailah harapan dan cita-cita yang mereka bangun di
atas ilmu yang telah sampai pada mereka.
Keterlibatan kita yang terlalu jauh dan tidak pada
tempatnya di dalam persoalan rumah tangga mereka bukannya akan membantu. Bahkan
sebaliknya, membuat mereka tak akan pernah kokoh. Sementara mereka dituntut
untuk menjadi sebenar-benar bapak dan sebenar-benar ibu di hadapan…dan bagi
anak-anak mereka sendiri.
Ketahuilah, bahwa bukan mereka saja yang sedang
memasuki kehidupannya yang baru, sebagai suami isteri. Kita pun, para orang
tua, sedang memasuki kehidupan kita yang baru, yakni kehidupan calon seorang
kakek atau nenek – insya الله. Maka hendaknya umur
dan pengalaman ini membuat kita,…para orangtua, menjadi lebih arif dan sabar,
bukannya semakin pandir dan dikuasai perasaan. Pengalaman hidup kita memang
bisa jadi pelajaran, tetapi belum tentu harus jadi acuan bagi mereka.
Jika kelak -dari pernikahan ini- lahir cucu-cucu
bagi kita. Sayangilah mereka tanpa harus melecehkan dan menjatuhkan wibawa
orangtuanya. Berapa banyak cerita di mana kakek atau nenek merebut superioritas
ayah dan ibu. Sehingga anak-anak lebih ta’at kepada kakek atau neneknya
ketimbang kepada kedua orangtuanya. Sungguh, akankah kelak cucu-cucu kita
menjadi anak-anak yang ta’at kepada orangtuanya atau tidak, sedikit banyak
dipengaruhi oleh cara kita memanjakan mereka.
Kepada semua, baik yang pernah mengalami peristiwa
semacam ini, maupun yang sedang menanti-nanti gilirannya, marilah kita do’akan
mereka dengan do’a yang telah diajarkan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa
sallam-:
بارك الله لك وبارك عليك وجمع بينكما في
خير
فأعتبروا يا أولي الأبصار
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لاإله إلاأنت
أستغفرك وأتوب إليك